Minggu, 16 November 2008

koma

Apakah yang kau lakukan saat membaca serangkai kata-kata dan menemukan tanda baca 'koma' ?
Yaa..kau harus terus membaca kata-kata berikutnya karena koma bukanlah akhir dari serangakian kata.

Sama dengan apa yang aku lihat pada tanggal 8 November 2008 di salah satu rumah sakit swasta daerah kebun jeruk. Sahabatku terbaring dengan alat medis yang bagiku itu penting sekali untuk kelangsungan hidupnya. Ntah apa yang akan terjadi tanpa bantuan kerja keras alat-alat medis serius tersebut. Ingin aku berteriak sekeras mungkin agar semua pekerja medis melepaskan deritanya dari selang-selang yang dipaksa masuk ke dalam tubuhnya melalui telinga dan mulutnya. Tergambarkan wajahnya yang pasrah. Kasihan, tapi itulah adanya. Alat itu sangat dibutuhkannya karena ia masih merasakan dunia, ia belum meninggalkan kami. Andai teriakanku bisa mengembalikan keceriannya yang biasa datang dari wajah polosnya. Seandainya.. Karena koma bukanlah tanda baca titik yang mengakhiri kalimat maka aku mengharapkan jawaban dari mulutnya. Meski memang dia bukanlah sahabatku yang selalu mendengarkan keluh kesahku, akan tetapi aku merindukan jawaban akan teriakanku yang kutujukan padanya. Aku ingin mendengar sapaannya, sapaan yang sama sewaktu masih di bangku sekolah yang masih terekam oleh tuanya bangunan sekolah kami. Aku yakin dari dalam hati kecilku, yang selalu berdegup kencang, putri kecilku itu mendengarkan apa yang aku teriakan di saat aku tak lelah memanggil dan terus memanggil namanya. Aku melihat ada sesuatu yang ingin ia sebutkan saat mendengar namanya terucap. Tapi apa daya, koma itu terlalu memaksanya untuk diam dan terpaku tanpa melakukan kecerian yang ada pada dirinya sehingga tak menjawab apapun. Hingga waktuku habis untuk menatapnya dari dekat di ruangan itu. Ingin menemani tapi diriku tak layak berada di sana dengan alasan medis yang kuat. Lagipula keluarganya lebih berharap dariku untuk selalu berada di dekatnya dan menemani hingga sang koma menjauhi dirinya. Siapa sangka itu adalah tatapan terakhir aku melihat dirinya. Diagnosa-diagnosa awal telah membebani tubuhnya dengan koma. Radang selaput otak membuatnya ingin berlari mencapai cita-citanya selama ini. Usahanya benar-benar berat penderitaan itu membuat otaknya tak berfungsi lagi. Dan keputusan pun harus diambil oleh kelurganya.

Sedih, marah, haru, lega bercampur menjadi satu dengan asa. Sedih akan derita yang dialaminya, haru dengan penyakit yang membuatnya tak menjawab sapaan kami, marah karena secepat itu menyerah untuk memperjuangkan keceriannya yang dulu. Secepat itukah untuk menyerah? Ingin berteriak dan terus berteriak sekencang-kencangnya, tetapi lega karena ini akhir derita yang mesti ia lalui. Mungkin Tuhan mempunyai jalan lain untuknya, keluarganya, teman-temannya dan semua orang yang mengenalnya.

Gejolak hati terus menerus mendoakannya. Diriku bukanlah seorang pendoa fanatik, tetapi aku terus mencoba berdoa dan memohon untuk mengembalikan keceriannya yang ada pada dirinya semula. Semua akhir kisah ini bukanlah terjadi karena doa kami tak didengarkan. Aku yakin Tuhan selalu ada rencana baik untuk ciptaan-Nya. Cobaan yang diberikan tidak akan melampaui kemampuan umat-Nya.

Kepergian Mega bukanlah kesedihan yang berlarut-larut. Itu hanya akan membuatnya tidak tenang. Ia akan tersenyum melihat sahabat-sahabatnya dari kejauhan apabila kita dapat merelakan kepergiannya.

Terima kasih Tuhan, telah mempertemukan kami di dunia ini. Pengalaman bersama kami akan selalu tersimpan sebagai memori yang indah. Terima kasih pula atas pelajaran hidup ini. Terima kasih untuk semuanya..

Rest in Peace
In Memoriam sahabatku, Mega..

.siluet.

3 komentar:

Sanita Budihardjo mengatakan...

sama seperti ketika kita menulis sebuah kalimat atau merangkai kata menjadi cerita, semua harus diakhiri dengan sebuah tanda titik..
Tuhan lah yang merangkai kata menulis cerita kita...Ia menggoreskan titik dimanapun Ia inginkan...karena memang kita ini milikNya...
dimanapun Ia menggoreskan titik itu, itulah akhir kisah terindah yang pernah ada...
trut brduka cita..i believe she will rest in peace...

xoxo
hope~

Jee mengatakan...

amin..
thx doanya..

memang titik adalah akhir tapi bukan akhir dari segalanya.
hidup mesti terus diperjuangkan hingga badan lekang oleh jaman.

terus berkarya!

Anonim mengatakan...

GOD Times Is Not Our Time.. That Has Been SET By HIM.. He Know What`s The Good and Right For Us... He`ll Give U Good and New One To Replace That Person In Your Live.. I Know, U`re A Person that really Know And Love Ur Friend So.. ^^, I belive U Will find A Best Friend One day.. Maybe.. A Best Friend Will Come But In Different Way and Only U And Ur Best Friend Will Find Out When One Day.. ^^, I Think U`ll Know Who am I.. i`ll Write Any Of My Comment In English.. to Make A Difference.. ^^,