Selasa, 14 Oktober 2008

'Label Kehidupan'

Kata pertama yang terlintas begitu saja saat aku mulai memainkan jari di atas keyboard yang tak pernah lelah merangkaikan kata untukku setiap harinya.
Kelemahan dan kekuatan serta kekurangan dan kelebihan terbentuk dari tangan seorang anak manusia itu sendiri. Sudah menjadi hal yang sangat manusiawi apabila manusia melakukan sesuatu yang buruk, maka mata-mata lain akan melihat kekurangan itu hingga terkubur dalam hati. Tak heran jika muka tertekuk saat melihat manusia itu, karena orang-orang mendongeng seakan dalam diri mereka sendiri putih tak bernodakan tinta hitam. Hanya bisa menertawakan kebodohan orang. Tindak tanduk dirinya sendiri dibungkus dengan rapi dalam bungkusan indah berhiaskan pita hingga tak terlihat usang di dalam.
Tapi apa yang bisa kau lakukan apabila ia melakukan hal yang semestinya? Hanya pujian? Ataukah ucapan terima kasih? Kata itupun terkadang tak keluar dari mulut manis para manusia pendongeng.
Itulah label kehidupan yang telah tergantung dengan sendirinya di tiap-tiap tubuh.
Memang semua hal dalam kehidupan tak selalu sesuai dengan yang kita inginkan. Tak terpungkiri bahwa individu terlahir lemah dan harus berjuang dengan keras di medan kehidupan. Apapun itu pasti ada halangan yang akhirnya bisa membuat diri lebih berani dan dapat bertahan hingga saat ini. Itu semua membutuhkan proses, bak perjalanan di padang tandus yang panas terik menyengat hingga ke beberapa lapisan kulit. Dan dibayangi fatamorgana kebahagiaan dunia.
Semu, terkadang mustahil.

siluet,
yang berusaha tidak menjadi manusia pendongeng.

2 komentar:

mushroom mengatakan...

oho~!
only as high as i can reach i can grow.. only as far as i seek i can go. only as deep as i look i can see, and only as much as i dream i can be (:
nice siluet,

Jee mengatakan...

nice word..
trims, teman..